Belajar Surfing di Pulau Merah
Saya selalu mengagumi para surfer yang bisa bergerak menari
indah diatas laut. Berdiri diatas papan dan menjaga keseimbangan tubuh diatas
lengkungan ombak bukanlah suatu hal yang mudah. Saya pernah mendengar bahwa
selancar adalah olahraga yang harus dipelajari seumur hidup. Itu yang saya
dapatkan ketika saya bertanya butuh waktu berapa lama agar saya bisa
berselancar seperti mereka."Saya tidak bisa mengakumulasikan waktu yang
kamu butuhkan jika kalian ingin menjadi peselancar, berselancarlah secara
rutin", jawab mereka. Wah mungkin kalau saya tinggal di tepian pantai
pastinya saya bisa belajar surfing secara rutin atau bisa melihat langsung para
surfer yang sedang beselancar. Sebenarnya yang membuat pertama kali olahraga
ini menarik bagi saya karena suka melihat para surfer-nya yang
kece2 :p. Mereka mempunyai pesona tersendiri (nah loh). Kulit mereka yang kecoklatan
karena sering terbakar sinar matahari dan badan yang terbentuk karena seringnya
melakukan paddle saat mencari ombak. Siapa yang tidak akan bilang
"wow gitu"? Banyak sekali surfer terkenal di Indonesia saat ini yang patut
diacungi jempol. Beberapa idola saya seperti Dede suryana, Tipi Jabrik dan
Marlon Gerber mempunyai kemampuan yang telah diakui di Indonesia maupun
mancanegara.
Marlon Gerber Salah satu surfer favorit saya |
Bicara tentang pantainya, Indonesia memiliki spot ombak yang
menggiurkan untuk dijajal para penggila olahraga surfing. Banyak para
surfer mancanegara yang datang ke Indonesia yang khusus datang hanya untuk hunting
ombak. Di Jawa sendiri, pulau tempat tinggal saya saat ini, memiliki 2 pantai
yang saya ketahui sering dijadikan tempat berselancar yaitu Pantai Pangandaran
di Jawa Barat dan pantai G-Land di Jawa Timur. Untuk pantai G-land sendiri yang
letaknya di kota Banyuwangi dikhususkan bagi peselancar profesional saja,
karena besarnya ombak dan kontur karang yang berada di pantai tersebut tidak
memungkinkan bagi pemula untuk belajar disana. Tapi kalian yang ingin belajar
surfing tidak perlu khawatir karena ada spot lain di Banyuwangi dengan ombak
lebih bersahabat yaitu di pulau Merah. Jangan berpikir pulau merah adalah salah
satu pulau berwarna merah di Indonesia. Pulau Merah atau orang jawa kerap kali
bilang Pulo Merah adalah sebuah objek wisata pantai yang berada di
Pesanggrahan, Banyuwangi. Keberadaan bukit kecil bertanah merah itulah yang
kemudian dijadikan pantai tersebut bernama Pulau Merah. Akhir-akhir ini
kegiatan berselancar di Pulau Merah sedang digalakkan. Itu bisa saya lihat
ketika saya berada disana banyak papan sufing yang disewakan dan beberapa peselancar
yang sedang berselancar. Bulan Mei 2013 tahun lalu memang pernah diadakan
Kompetisi Selancar Internasional yang digelar oleh pemeritah Banyuwangi. Hal
ini dirancang oleh bupati Anas untuk mengabungkan antara olahraga dan potensi
wisata di Banyuwangi.
Pertama kali saya akhirnya bisa belajar surfing yaitu ketika saya menge-post
sebuah ajakan berselancar bareng di grup Couchsurfing Surabaya facebook.
Dan kemudian ada salah satu anggota CS dari Surabaya yang ternyata sering
surfing di Pulau Merah. Kebetulan kala itu saya akan pulang ke kampung halaman
di Glenmore. Sehingga kesempatan itu saya manfaatkan untuk belajar berselancar.
Saya juga mengajak seorang teman yang juga tinggal di sama kota yaitu
Leah. Kami berangkat kesana mengendarai motor dari rumah saya. Butuh waktu 2
jam untuk mencapai Pulau Merah dari Glenmore. Sesampainya disana kami mencari
mas Ade yang sebelumnya sudah janjian dengan kami. Dan ternyata dia berselancar
dengan beberapa teman dari Malang. Yang saya ingat namanya hanya mas Fajar dan
Yayan lainnya lupa (maaf :p). Setelah berkenalan saya dan Leah mencari ruang
ganti baju. Ada kejadian sial yang saya alami ketika saya ganti baju. Karena
tempat untuk ruang ganti lumayan agak jauh maka saya dan Leah berinisiatif
jajan di sebuah warung yang kemudian kami bisa minta ruang untuk numpang ganti
baju. Yang akhirnya disediakan oleh penjual diruang berpintu tapi tidak ada
kuncinya. Saya sudah titip pesan ke pegawainya bahwa saya berada didalam untuk
ganti baju sialnya pegawai lain tidak mengetahui saya sedang berada didalam dan
akhirnya kejadian memalukan terjadi. Pegawai itu melihat saya sedang ganti
bajuuuuuu T.T , bisa dibayangin betapa malunya saya ketika keluar dari ruang
ganti kemudian berpapasan dengan pegawai tersebut. Seperti kata Dee Lestari
siratkan di salah satu novelnya "Dunia Sudah Tidak Aman lagi Untuk
Dian". Tapi untung saja saya tidak sedang telanjang bulat.
Mas Ade orang yang asik dan sabar ketika mengajari kami surfing.
Ketika saya takut, capek dan mulai menyerah karena sulit sekali berdiri diatas
papan dia selalu menyemangati kami untuk terus belajar dan tidak menyerah untuk
mencoba lagi dan lagi. Teknik pertama yang dia ajarkan yaitu paddle
yaitu mengayuh ke tengah pantai untuk mencari ombak. Ketika itu cuaca sangat
bersahabat dan saya bersemangat sekali melakukan olah raga ini. Saya juga
bertemu dengan peselancar lain bernama kang Sule dan mas Anang orang Banyuwangi
asli yang bersemangat sekali mengajarkan kami berselancar dan mensosialisasikan
olah raga ini kepada masyarakat Banyuwangi. target yang ingin mereka rangkul
adalah anak-anak Banyuwangi. Saya bisa melihat betapa antusiasnya mereka ingin
mengembangkan olahraga tersebut dengan potensi wisata di daerah mereka.
Arghh...sayang sekali waktu begitu cepat, hari sudah mulai malam ketika kami
sedang asyik ngobrol tentang surfing. Dan artinya kami harus segera
pulang.
Menikmati Sore setelah lelah berselancar di Pulau Merah |
Leah bilang ada ayam pedas enak didekat pantai tersebut. Hmmm... perut yang
sudah lapar dan tenaga yang terkuras setelah berselancar membuat kami tidak
sabar untuk menyantap makanan apapun. Kami mencari lokasi yang Leah
rekomendasikan kepada saya. Akhirnya kami menemukan warung Ayam Pedas Mbok Woh
khas. Yang berbeda dari dengan Ayam Pedas Rantinem di Genteng yaitu cara
penyajiannya. Diwarung ini kami disajikan satu porsi ayam pedas dengan beberapa
potong ayam dan telur dan nantinya akan dihitung berapa potong yang kami ambil.
Yang khas dari ayam pedas ini adalah perpaduan antara ayamnya yang sedikit dibakar dan kuah pedasnya yang mantabb membuat sajian masakan Ayam
Pedas Mbok Woh ini begitu sedap. Sebenarnya waktu itu saya ingin menghabiskan
seporsi mangkuk yang disajikan tetapi karena saking pedasnya saya menyerah
sodara-sodara. Bagi kalian penggemar masakan pedas jangan lupa coba sensasi
pedassssnya Ayam Pedas Mbok Woh (fotonya menyusul ya :p).
0 comments: